BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 28 Februari 2011

Air Lindih

A. Pengertian Air Lindi
Lindi dari sebuah kolam penampungan lindi dapat meresap ke dalam tanah. Peresapan cairan lindi ke dalam tanah akan menyebabkan pencemaran tanah dan air tanah secara langsung. Agar pencemaran oleh lindi ini berkurang bahkan hilang, maka diperlukan suatu upaya remediasi sebelum mencapai air tanah, salah satunya adalah dengan memasang lapisan yang mampu menyaring air lindi dan mengurangi kadar pencemar yang terkandung dalam air lindi. Beberapa material mampu menyaring air lindi, diantaranya adalah karbon aktif. Untuk mengetahui seberapa efektif pemasangan karbon aktif ini sebagai media pelapis remediator maka diperlukan suatu penelitian. . Oleh karena itu dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan satu permasalahan yaitu apakah filter granular mampu mereduksi kadar pencemar dalam lindi, dimana tujuan dari penelitian ini adalah sebagai dasar dan masukan jenis filter granular yan baik digunakan untuk mengurangi kadar pencemar dalam air kolam penampungan lindi. Lindi dapat didefinisikan sebagai cairan yang timbul dari hasil dekomposisi biologis sampah yang telah membusuk yang mengalami pelarutan akibat masuknya air eksternal ke dalam urugan atau timbunan sampah. Air lindi disebabkan oleh terjadinya presipitasi cairan ke TPA, baik dari resapan air hujan maupun kandungan air pada sampah itu sendiri.
Lindi bersifat toksik karena adanya zat pengotor dalam timbunan yang mungkin berasal dari buangan limbah industri, debu, lumpur hasil pengolahan limbah, limbah rumah tangga yang berbahaya, atau dari dekomposisi yang normal terjadi pada sampah. Apabila tidak segera diatasi, landfill yang dipenuhi air lindi dapat mencemari lingkungan, terutama air tanah dan air permukaan. Hampir di semua TPA, air lindi terdiri dari cairan yang terdapat di TPA dari sumber eksternal, seperti permukaan drainase, airhujan, air tanah, dan air dari bawah tanah dan cairan yang diproduksi dari dekomposisi sampah. Sampah pada timbunannya akan mengalami proses dekomposisi yang ditandai dengan perubahan fisis, biologis, dan kimiawi. Dekomposisi yang terjadi pada landfill dipengaruhi oleh pemadatan, kelembapan, kehadiran materi penghambat, laju pengaliran air, temperatur, tersedianya O2, populasi mikrobiologis yang dipengaruhi keadaan tanah penutup dan tipe dari sintesa yang terjadi, sifat-sifat heterogenisasi sampah, sifat-sifat fisik, kimiawi dan biologis. Variasi didalam komposisi lindi dipengaruhi oleh beberapa faktor, , antara lain: komposisi dan umur sampah, lokasi dan pengoperasian serta kondisi landfill, iklim dan kondisi hidrogeologi, kelembaban, temperatur, pH dan tingkat stabilitas.

Jumat, 25 Februari 2011

hujan asam

HUJAN ASAM

Hujan asam

Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.

Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita mengenal hujan yang memang hampir kita jumpai setiap hari. Hujan secara umum bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah (H2CO3). Jenis asam dalam hujan yang biasa terjadi ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Sedangkan, hujan asam yang kita kenal dapat diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Istilah Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris (Anonim, 2001). Tetapi istilah hujan asam tidaklah tepat, yang benar adalah deposisi asam. Deposisi asam ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering ialah peristiwa kerkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran. Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan.

Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.


Pada dasarnya, Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran Bahan Bakar Fosil (BBF), peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Sedangkan zat nitrogen oxides 50% terdapat di atmosfer secara alami, dan 50% lagi juga terbentuk akibat kegiatan manusia, terutama akibat pembakaran BBF. Pembakaran BBF mengoksidasi 5-50% nitrogen dalam batubara , 40-50% nitrogen dalam minyak berat dan 100% nitrogen dalam mkinyak ringan dan gas. Makin tinggi suhu pembakaran, makin banyak Nitrogen oxides yang terbentuk. Senyawa SO2 dan NOx ini akan terkumpul di udara dan akan melakukan perjalanan ribuan kilometer di atsmosfer dan di saat mereka bercampur dengan uap air akan membentuk zat asam sulfat dan nitrat yang mudah larut. Saat air hujan turun, zat-zat tersebut ikut larut dan jatuh ke bumi.



Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik, antara lain :




Danau

Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua danau yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.



Tumbuhan dan Hewan

Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati.


Sebenarnya, ada cara yang sangat ampuh untuk mengurangi hujan asam, yakni dengan pengurangan penggunaan minyak bumi (Bahan Bakar Fosil), namun, karena sampai sekarang manusia masih tergantung pada BBF tersebut, maka cara tersebut tidaklah efektif bagi masyarakat yang masih butuh BBF. Oleh sebab itu, Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara menggunakan Flue gas desulfurization (FGD) untuk menghilangkan gas yang mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai contoh FGD adalah wet scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya.Wet scrubber pada dasarnya adalah tower yang dilengkapi dengan kipas yang mengambil gas asap dari cerobong ke tower tersebut. Kapur atau batu kapur dalam bentuk bubur juga diinjeksikan ke dalam tower sehingga bercampur dengan gas cerobong serta bereaksi dengan sulfur dioksida yang ada, Kalsium karbonat dalam batu kapur menghasilkan kalsium sulfat ber pH netral yang secara fisik dapat dikeluarkan dari scrubber. Oleh karena itu, scrubber mengubah polusi menjadi Kalsium Sulfat

makalah eco-campus

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penghijauan adalah kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan dalam menangani krisis lingkungan dan pemanasan global yang sedang terjadi saat ini. Penghijauan mempunyai berbagai peran dan fungsi. Peran dan fungsi dari penghijauan diantaranya adalah sebagai paru-paru kota yang sangat diperlukan makhluk hidup untuk pernapasan, sebagai pengatur lingkungan yang dapat memberikan kesejukan, kenyamanan serta kesegaran di lingkungan sekitar, sebagai pencipta lingkungan hidup yang dapat melestarikan keindahan yang ada di lingkungan hidup tersebut sebagai penyeimbangan alam yang dapat membentuk tempat hidup alam untuk satwa yang hidup di sekitar lingkungan tersebut sebagai perlindungan yang dapat memberikan kondisi fisik alami di sekitar lingkungan; sebagai keindahan yang dapat dijadikan panorama lingkungan hidup sebagai kesehatan yang dapat memberikan fisik, jasmani, maupun rohani yang sehat bagi makhluk hidup yang ada di sekitarnya; sebagai rekreasi yang dapat memberikan kesenangan bagi masyarakat sekitar sebagai pendidikan yang dapat memberikan pengetahuan lebih luas lagi mengenai penghijauan.
Di alam terjadi proses hubungan timbal balik, saling ketergantungan antar komponen. Apa yang dibuang akan menjadi bahan baku bagi yang lain, sehingga tidak ada komponen yang hilang dengan percuma. Selain itu, di alam tidak ada yang gratis, oleh sebab itu semua dinamika komponen pendukungnya berpengaruh pada lingkungan, termasuk hasil perbuatan manusia. Oleh sebab itu jika kita ingin memperoleh lingkungan yang berkualitas baik, maka kita juga harus memperlakukan lingkungan dengan baik. Salah satu cara adalah dengan dengan peduli terhadap keberadaan pohon. Kepada masyarakat perlu disosialisasikan manfaat keberadaan pohon bagi kelangsungan hidup manusia, antara lain menahan laju air sehingga akan lebih banyak air yang terserap ke dalam tanah, dengan struktur tajuk dan kerimbunan dedaunan, debu, dan abu dapat menempel pada daun, yang di saat hujan akan tercuci oleh air hujan, dengan tajuknya yang lebat, barisan pohon mampu mengurangi kecepatan angin.
Pentingnya kawasan hijau, selain menjadi tugas pemerintah, juga merupakan kewajiban bagi masyarakat. Hal ini mengingat bahwa hasil akhir yang akan diperoleh, secara langsung dirasakan oleh penduduk perkotaan sebagai daya dukung lingkungannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pentingnya penghijauan di wilayah perkotaan kini bukan lagi semata-mata sebagai kewajiban pemerintah, akan tetapi menjadi kewajiban semua pihak.

B. Tujuan Praktikum
1. Untuk menciptakan lingkungan yang asri, nyaman dan bersih
2. Meningkatkan pengetahuan terhadap pentingnya lingkungan yang asri agar terciptanya lingkungan yang sehat pula
3. Membangun kesadaran masyarakat yang mempunyai wawasan lingkungan yang luas merupakan " tiang pondasi " dalam menjaga kondisi lingkungan benar-benar jauh dari berbagai sumber pengrusakan dan pencemaran lingkungan

C. Manfaat Praktikum
1. Menyerap karbon akibat pembakaran baik asal rumah tangga, kendaraan bermotor atau lingkungan sekitar. Gas-gas karbon inilah yang ditengarai menjadi penyebab utama meningkatnya konsentrasi gas-gas di udara sehingga menyebabkan memantulnya kembali sinar matahari ke permukaan bumi dan berakibat meningkatnya suhu permukaan bumi (pemanasan global). Melalui proses fotosintesis, gas karbon (CO2) juga diproses oleh pohon untuk menghasilkan O2 (oksigen) yang sangat diperlukan manusia.
2. Menyaring kotoran (debu jalanan, abu pabrik/rumah tangga). Kerimbunan daun-daun di ranting-ranting pohon menjadi tempat menempelnya debu jalanan, abu pabrik maupun abu rumah tangga, yang selanjutnya pada saat hujan, kotoran atau abu tersebut akan tercuci oleh air hujan.
3. Mereduksi beberapa zat pencemar udara. Sebagian zat-zat pencemar di udara memiliki kandungan asam yang apabila terbawa hujan dan membentuk hujan asam yang dapat membahayakan kesehatan kulit dan menimbulkan korosi. Tajuk dan dedaunan pohon akan berfungsi untuk menahan hujan, dan pada beberapa jenis pohon akan mengeluarkan air gutasi untuk menetralkan kandungan asam yang di bawa air hujan.
4. Meningkatkan kenyamanan lingkungan. Pepohonan mampu membentuk mikroklimat yang sejuk, mengurangi kebisingan, mencegah silaunya sinar matahari, mengurangi bau busuk serta menyekat pemandangan yang kurang layak



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penghijauan
Penghijauan adalah salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani krisis Iingkungan. Begitu pentingnya sehingga penghijauan sudah merupakan program nasional yang dilaksanakan di seturuh Indonesia. Termasuk Kediri dan sekitarnya Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Ada pula yang mengatakan bahwa penghijauan kota adalah suatu usaha untuk menghijaukan kota dengan melaksanakan pengelolaan Taman-taman kota, taman-taman Iingkungan, jalur hijau dan sebagainya. Pengijauan dalam arti luas adalah segala daya upaya untuk memulihkan, memelihara, dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air ata pelindung ling-kungan.
Dalam hal ini penghijauan perkotaan merupakan kegiatan pengisian ruang terbuka di perkotaan. Pada proses fotosintesa tumbuhan hijau mengambil CO2 dan mengeluarkan C6H1206 serta peranan O2 yang sangat dibutuhkan makhluk hidup. Oleh karena itu, peranan tumbuhan hijau sangat diperlukan untuk menjaring CO2 dan melepas O2 kembali ke udara. Di samping itu berbagai proses metabolisme tumbuhan hijau dapat memberikan berbagai fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Begitu peritingnya peranan tumbuhan di bumi ini dalarn menangani krisis lingkungan terutama di perkotaan, sangat tepat jika keberadaan tumbuhan mendapat perhatian serius dalam pelaksanaan penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota.

B. Peran dan fungsi penghijauan
Penghijauan berperan dan berfungsi :
1. Sebagai paru-paru kota. Tanaman sebagai elemen hijau, pada pertumbuhannya menghasilkan zat asam (O2) yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk pernapasan
2. Sebagai pengatur lingkungan (mikro), vegetasi akan menimbulkan hawa lingkungan setempat menjadi sejuk, nyaman dan segar
3. Pencipta lingkungan hidup (ekologis)
4. Penyeimbangan alam (adaphis) merupakan pembentukan tempat-tempat hidup alam bagi satwa yang hidup di sekitarnya
5. Perlindungan (protektif), terbadap kondisi fisik alami sekitarnya (angin kencang, terik matahari, gas atau debu-debu)
6. Keindahan (estetika)
7. Kesehatan (hygiene)
8. Rekreasi dan pendidikan (edukatif)
9. Sosial politik ekonomi.
Ciptakan hutan kota Fungsi dan manfaat hutan antara lain untuk memberikan hasil, pencagaran flora dan fauna, pengendalian air tanah dan erosi, ameliorasi iklim. Jika hut:an tersebut berada di dalam kota fungsi dan manfaat hutan antara lain menciptakan ikIim mikro, engineering, arsitektural, estetika, modifikasi suhu, peresapan air hujan, perlindungan angin dan udara, pengendalian polusi udara, pengelolaan limbah dan memperkecil pantulan sinar matahari, pengendalian erosi tanah, mengurangi aliran permukaan, mengikat tanah. Konstruksi vegetasi dapat mengatur keseimbangan air dengan cara intersepsi, infiltrasi, evaporasi dan transpirasi. Dengan demikian penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota perlu ditingkatkan secara konseptual meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan dengan mempertimbangkan aspek estetika, pelestarian lingkungan dan fungsional. Pelaksanaan harus sesuai dengan perencanaan begitu pula pemeliharaan harus dilakukan secara terus-menerus.

C. Ecokampus
Kondisi alam saat ini semakin mengalami penurunan kualitas lingkungan. Daya dukung untuk keberlanjutan hidup umat manusia pun semakin berkurang. Pengrusakan lingkungan terjadi diseluruh pelosok muka bumi ini. Berbagai bencana sebagai dampak kerusakan lingkungan terjadi di mana-mana. Akibatnya keberlanjutan hidup manusia menjadi terancam. Upaya yang bisa kita lakukan hanyalah memperlambat percepatan kerusakan lingkungan tersebut, misalnya dengan keterkaitan kampus. Mengapa perlu kampus terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan hidup? Kampus, sebuah kekuatan besar yang menghasilkan ilmuwan-ilmuwan masa depan, turut memberikan andil besar dalam pengrusakan lingkungan. Kampus kita, sebuah Institut Terbaik Bangsa, sekaligus juga merupakan Institut Terparah Bangsa karena tidak sedikit menghasilkan generasi-generasi perusak kehidupan bangsa.
.
Eco-Campus secara umum memiliki arti kampus yang berwawasan lingkungan. Secara terminologi “Eco” atau “Eko” berasal dari kata oikos (eko = rumah = lingkungan = alam). Definisi dari Eco-Campus adalah kampus sebagai rumah dimana seluruh komponen di dalam nya menjaga rumah tersebut agar menjadi nyaman dan lestari untuk memberikan manfaat untuk kehidupan orang banyak. dari kata Eco-Campus ini sangatlah mendalam, tidak hanya mengandung arti kampus yang berwawasan lingkungan, tetapi menjadi kampus yang “berperilaku ramah lingkungan”. Kampus yang berperilaku ramah lingkungan tidak hanya menjadi perilaku mahasiswa nya saja. Akan tetapi seluruh civitas akademika meliputi, dosen, karyawan, MWA, bahkan rektor sekalipun harus menjadi tauladan dalam berperilaku ramah lingkungan.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di lingkungan kampus kami sudah melakukan penghijauan tersebut dengan menambahkan, menanam berbagai macam jenis tanaman. Tanaman tersebut di tanam dilingkungan kampus supaya udara dari lingkungan sekitar dapat memberikan udara yang baik ke setiap gedung perkuliahan. Tidak sekedar hanya menanam pohon, manfaat dari pohon tersebut juga diperhitungkan, misalnya pohon pinang yang bijinya dapat dimanfaatkan untuk mengobati beri-beri, cacingan, perut kembung, luka, diare, serta batuk berdahak. Sedangkan daunnya bisa untuk menambah nafsu makan dan mengobati sakit pinggang. Daun pohon pinang juga banyak dimanfaatkan untuk bungkus makanan. Sementara sabutnya bisa dipakai untuk menyembuhkan beri-beri, sembelit (susah buang air besar), dan gangguan pencernaan dan banyak manfaat pohon lainnya.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

www.google.com
http://penakayu.blogdrive.com/archive/77.html
http://akuinginhijau.org/2009/11/07/penghijauan-kurangi-risiko-kebakaran/

.