BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 22 Maret 2011

kesehatan lingkungan

Pengendalian Terpadu Nyamuk Demam Berdarah
Email: arda.dinata@gmail.com

MEMASUKI musim hujan, demam berdarah dengue (DBD) kembali menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Lebih-lebih bila kondisi cuaca yang berubah-ubah, sehari hujan, besoknya panas menyengat, dan kemudian hari berikutnya hujan lagi. Kondisi tersebut sangat potensial untuk berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, sang vektor penyebar DBD.

Sedikitnya 197 warga Jawa Barat meninggal dunia akibat DBD selama Januari-Oktober 2005 atau hampir 20 orang meninggal setiap bulannya (Pikiran Rakyat, 19/10),. Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Jabar, warga terbanyak yang meninggal akibat DBD adalah warga Kota Bandung sebanyak 25 orang (data Dinkes Kota Bandung, malahan menyebutkan 27 orang). Sementara warga Kab. Cirebon sebanyak 21 orang dan Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kab. Bogor masing-masing 20 orang.


Mematikan


Demam berdarah termasuk penyakit yang sudah sohor karena terjadi hampir tiap tahun dan memakan korban. Perlu diingat, penyakit ini tak kurang mematikan bila dibanding SARS atau malaria. Demam berdarah terjadi setiap tahun pascamusim hujan dan terjadi di daerah perkotaan (baca: dominannya). Penyebabnya, tak lain virus yang menulari manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk pengelana di siang hari dan istirahat di malam hari ini memiliki bentuk tubuh kecil dan bercak-bercak hitam putih.


Nyamuk Aedes aegypti bersifat anthropophilic, walaupun mungkin akan mengisap darah hewan berdarah panas lain yang ada. Sebagai spesies yang aktif di siang hari, nyamuk betina mempunyai dua waktu aktivitas menggigit, yaitu beberapa jam di pagi hari dan beberapa jam sebelum gelap. Puncak aktivitas menggigit bergantung pada lokasi dan musim. Apabila pada waktu mengisap darah terganggu, Aedes aegypti dapat mengisap darah lebih dari satu orang. Jadi, wajar saja apabila beberapa anggota dari satu keluarga yang sama terjangkit penyakit dalam waktu 24 jam, mereka dapat terinfeksi oleh nyamuk yang sama. Pada umumnya Aedes aegypti tidak menggigit di malam hari, namun mungkin menggigit dalam ruangan yang terang di malam hari.


Sebanyak 100 ekor telur yang dihasilkannya, akan menjadi pasukan baru yang siap menyebarkan wabah demam berdarah. Nyamuk Aedes aegypti betina biasanya terinfeksi virus dengue pada saat dia mengisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia). Virus dari pengidap demam berdarah akan berkembang di tubuh nyamuk selama 8 – 10 hari (inkubasi ekstrinsik). Virus berkembang menjadi banyak dan masuk kelenjar nyamuk. Kelak ludah yang mengandung virus akan menulari manusia lain. Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 3 – 14 hari (rata-rata selama 4 – 6 hari), timbul gejala awal penyakit secara mendadak.


Viraemia biasanya muncul pada saat atau persis sebelum gejala awal penyakit tampak dan berlangsung selama kurang lebih 5 hari setelah dimulainya penyakit. Saat-saat tersebut merupakan masa kritis di mana penderita dalam masa infektif untuk vektor nyamuk yang berperan dalam siklus penularan. Penderita tidak terlindung terhadap kemungkinan digigit nyamuk.


Virus hanya dapat hidup pada sel yang hidup sehingga ketika virus masuk ke dalam tubuh manusia, ia akan bersaing dengan sel manusia terutama untuk keperluan protein. Persaingan ini sangat bergantung pada daya tahan tubuh manusia. Gejala inilah yang menyebabkan terjadinya demam tinggi.


Demam tiba-tiba


Demam berdarah atau dengue fever akibat dari virus dengue yang memiliki empat jenis virus yaitu serotipe 1, 2, 3, dan 4. Nama lain dari penyakit demam berdarah adalah demam nyeri tulang, Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Dengue Shock Syndrome (DSS). Bentuk virusnya bulat berdiameter 40 – 50 nm dikelilingi duri. Pembawa virus bisa di tubuh manusia, primata, mamalia lain, dan burung.


Pengidap demam berdarah dapat diketahui dari panas yang tiba-tiba meninggi selama 2 – 7 hari, suhu tubuh mencapai 38 derajat C, nyeri ulu hati karena terjadinya pembengkakan atau hepatomegali (pada perut kanan atas), pendarahan spontan bisa berupa bintik-bintik merah di kulit (petekie), mimisan, gusi berdarah, dan yang lebih parah lagi dapat disertai muntah darah, melena. Pada keadaan yang berat, dapat terjadi syok yang ditandai dengan nadi yang lemah dan cepat, serta turunnya tekanan darah, kulit dapat teraba dingin dan lembab, terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki, penderita tampak gelisah dan mulut kelihatan kebiruan.


Tahap kritis penyakit adalah ketika masa penurunan suhu (defervescence). Munculnya trombositopenia dengan disertai hemokosentrasi terjadi sebelum suhu tubuh turun dan atau mulainya masa syok.


Lantas, uji serologis di laboratorium berupa kadar trombosit yang menurun di bawah angka normal 150.000 – 450.000 dan kenaikan kekentalan darah. Kurangnya trombosit yang berfungsi mempercepat pembekuan darah inilah yang menyebabkan terjadinya pendarahan di mana-mana.


Selain pemeriksaan kadar hematokrit dan trombosit berkala, ada serangkaian pemeriksaan yang harus pula dilakukan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Pemeriksaan meliputi serum elektrolit dan gas darah, jumlah trombosit, waktu protombin, waktu tromboplastin parsial dan waktu trombin, serta uji fungsi hati yaitu serum aspartat aminotransferase (sebelumnya dikenal sebagai serum glutamic oxaloacetic transaminase = SGOT), serum alanine aminotransferase (sebelumnya dikenal sebagai serum glutamic pyruvic transaminase = SGPT) dan serum protein.


Banyak minum


Pada penderita demam berdarah dapat dilakukan pertolongan pertama yaitu dengan cara minum sebanyak-banyaknya. Hal itu sangat membantu mengatasi rembesan cairan darah yang menyebabkan kekentalan darah di dalam pembuluh nadi meningkat. Air minum dapat berupa air bening, teh, susu, atau oralit. Bahkan jus buah-buahan cukup membantu penggantian cairan tubuh. Dan keuntungan lain adalah kandungan vitamin untuk turut menjaga kebutuhan gizi pasien. Dalam beberapa hari saja, keadaan penderita penyakit ini dapat menjadi parah dan menyebabkan kematian. Sungguh mengerikan memang, hanya karena seekor nyamuk yang menjadi “vampire mini” bisa mematikan manusia.


Oleh sebab itu, upaya pencegahan wabah DBD harus terus dilakukan secara berkesinambungan, baik dari masyarakat sendiri maupun pemerintah. Masa-masa rawan yaitu pascamusim hujan perlu diwaspadai dengan meningkatkan kebersihan lingkungan. Genangan air yang menjadi habitat pembiakan nyamuk sedapat mungkin dimusnahkan. Sedangkan tempat-tempat air ditutup rapat-rapat. Upaya lain menggunakan kelambu saat tidur, obat oles untuk mengusir serangan nyamuk. Ingat, 3 M ( membersihkan, menutup, mengubur).


Pengendalian nyamuk


Pengendalian adalah suatu usaha untuk mengekang suatu hal dengan pengaturan sumber daya, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan cara membandingkan antara usaha dengan suatu standar tertentu yang telah ditetapkan. Tujuan pengendalian vektor adalah menurunkan kepadatan vektor pada tingkat yang tidak membahayakan kesehatan. Cara pengendalian DBD yang dapat dilakukan saat ini adalah dengan memberantas nyamuk penularnya, karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi belum ada. Pada dasarnya pengendalian vektor DBD dapat dilakukan dengan 4 cara.


Pertama, pengendalian lingkungan. Langkahnya terdiri dari pengendalian terhadap nyamuk dewasa dan pradewasa. Pada prinsipnya pengelolaan lingkungan ini adalah mengusahakan agar kondisi lingkungan tidak/kurang disenangi oleh nyamuk sehingga umur nyamuk berkurang dan tidak mempunyai kesempatan untuk menularkan penyakit atau mengusahakan agar untuk nyamuk dan manusia berkurang. Usaha ini dapat dilakukan dengan cara menambah pencahayaan ruangan dalam rumah, lubang ventilasi, mengurangi tanaman perdu, tidak membiasakan menggantungkan pakaian di kamar serta memasang kawat kasa.


Pengendalian terhadap nyamuk pradewasa. Pengelolaan lingkungan tempat perindukan ini adalah usaha untuk menghalangi nyamuk meletakkan telurnya atau menghalangi proses perkembangbiakan nyamuk.


Kedua, pengendalian secara biologis. Yakni berupa intervensi yang dilakukan dengan memanfaatkan musuh-musuh (predator) nyamuk yang ada di alam seperti ikan kepala timah dan goppy.


Ketiga, pengendalian secara kimia. Yakni berupa pengendalian vektor dengan bahan kimia, baik bahan kimia sebagai racun, sebagai bahan penghambat pertumbuhan ataupun sebagai hormon. Penggunaan bahan kimia untuk pengendalian vektor harus mempertimbangkan kerentanan terhadap pestisida yang digunakan, bisa diterima masyarakat, aman terhadap manusia dan organisme lainnya, stabilitas dan aktivitas pestisida, dan keahlian petugas dalam penggunaan pestisida.


Keempat, pengendalian terpadu. Langkah ini tidak lain merupakan aplikasi dari ketiga cara yang dilakukan secara tepat/terpadu dan kerja sama lintas program maupun lintas sektoral dan peran serta masyarakat.***


Arda Dinata, AMKL.Staf Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Balitbang Kesehatan Depkes.


Rabu, 09 Maret 2011

SHINee(샤이니)_Hello_뮤직비디오(MusicVideo)

charice ft iyaz - pyrammid


shawty's love is like a pyramid
we stand together till the very end
there'll never be another love for sure
iyaz and charice here we go

stones heavy like the love you've shown
solid as the ground we've known
and i just wanna carry on
we took it from the bottom up
and even in a desert storm
sturdy as a rock we hold
wishing every moment froze
now i just wanna let you know


earthquakes can't shake us
cyclones can't break us
hurricanes can't take away our love

pyramid, we've built this on a solid rock
it feels just like it's heaven's touch
together at the top (at the top baby) like a pyramid
and even when the wind is blowin
we'll never fall just keep on goin
forever we will stay like a pyramid

like a pyramid, like a pyramid hey
like a pyramid, like a pyramid hey
like a pyramid, like a pyramid hey

cold never ever when you're close
we will never let it fall
a story that was never told
something like a mystery
and every step we've took we grown
look how fast the time has flown
a journey to the place unknown
we're going down in history


earthquakes can't shake us
cyclones can't break us
hurricanes can't take away our love

pyramid, we've built this on a solid rock
it feels just like it's heaven's touch
together at the top (at the top baby) like a pyramid
and even when the wind is blowin
we'll never fall just keep it goin
forever we will stay like a pyramid


like a pyramid girl i'ma show you
that i love you so much that we're gonna get through
even when it storms i will never go
i'ma be the one to keep you safe
before was a love i care more than enough
holding on to one another be the cover when it's rough
mother nature, or disaster won't stop our happy ever after

pyramid... keep it going...
like a pyramid, like a pyramid hey


pyramid, we've built this on a solid rock
it feels just like it's heaven's touch
together at the top (at the top baby) like a pyramid
and even when the wind is blowin
we'll never fall just keep on goin
forever we will stay like a pyramid

pyramid..
pyramid, we've built this on a solid rock
it feels just like it's heaven's touch
together at the top (at the top baby) like a pyramid
and even when the wind is blowin
we'll never fall just keep it goin
forever we will stay like a pyramid
like a pyramid, like a pyramid hey
like a pyramid, like a pyramid hey
like a pyramid, like a pyramid hey

Tujuan Tahun Sanitasi Internasional 2008


1. Sasaran Tahun Sanitasi Internasional 2008. Meningkatkan kepedulian dan komitmen
dari beragam pelaku pada semua tingkatan terhadap pentingnya pencapaian target
sanitasi MDG, termasuk kesehatan, kesetaraan gender, masalah ekonomi, dan
lingkungan melalui kegiatan komunikasi, pemantauan data dan bukti nyata.
2. Memobilisasi Pemerintah (dari level Pusat hingga tingkat daerah), lembaga keuangan,
sector swasta dan lembaga-lembaga PBB melalui kesepakatan bersama mengenai
bagaimana dan siapa yang akan melakukan langkah yang diperlukan.
3. Menjamin komitment nyata untuk meninjau, membangun dan melaksanakan rencana
untuk mencontoh program sanitasi dan memperkuat kebijakan di bidang sanitasi melalui
pembagian tanggung jawab yang jelas agar rencana tersebut dapat terlaksana dengan
baik di tingkat nasional maupun internasional.
4. Mondorong peningkatan peningkatan, keberlanjutan dan solusi tradisional, dan pilihan
yang diinformasikan dengan mengenali pentingnya bekerja dari bawah dengan praktisi
dan komunitas
5. Menjamin peningkatan alokasi dana untuk memulai dan mempertahankan kemajuan
pembangunan di bidang sanitasi melalui komitment anggaran nasional dan
pengembangan kemitraan bersama.
6. Mengembangkan dan memperkuat institusi dan kapasitas manusia melalui pemahaman
pada semua tingkatan bahwa kemajuan pencapaian target sanitasi MDGs melibatkan
beragam program baik higenitas, fasilitas di tingkat rumah tangga dan pengolahan
limbah. Memobilisasi komunitas pengakuan peran wanita, bersama dengan pemaduan
intervensi pembangunan “perangkat keras” dan “perangkat lunak” merupakan hal
mendasar
7. Memperkuat keberlanjutan dan keefektifan solusi sanitasi yang tersedia, untuk
memperkuat dampak kesehatan, penerimaan secara budaya dan sosial, teknologi tepat
guna dan institusi, dan perlindungan terhadap lingkungan dan sumber daya alam.
8. Mempromosikan dan mendokumentasikan hasil pembelajaran untuk memperdalam
pengetahuan dan contoh sukses sanitasi yang berkonstribusi besar pada advokasi
dan meningkatkan investasi di sektor sanitasi.

metode pengolahan sampah organik

Pengomposan Individual
Kebun Karinda menyarankan pengomposan dengan metode Takakura. Jika dilakukan dengan benar dalam proses tidak ada bau busuk dan higienis. Tidak memerlukan tempat luas, tetapi tidak boleh kena hujan atau sinar matahari langsung.
Sampah organik dipisahkan dari sampah anorganik (kegiatan ini disebut “memilah sampah”) kemudian dicacah menjadi berukuran 2 cm x 2 cm agar mudah dicerna mikroba kompos. Wadahnya boleh keranjang cucian isi 40 L atau lebih dikenal dengan Keranjang Takakura, ember bekas cat atau kaporit (isi 25 L), drum bekas yang dipotong menjadi 2 bagian (isi 100 L), keranjang rotan atau bambu yang isinya lebih dari 25 L untuk mempertahankan suhu kompos. Pemilihan wadah tergantung bahan yang tersedia, selera dan banyaknya sampah setiap hari.
Sampah harus dimasukkan wadah kompos setiap hari (sebelum menjadi busuk) dan diaduk sampai ke dasar wadah supaya tidak becek di bagian bawah. Pengadukan juga dimaksud untuk memasukkan oksigen yang diperlukan untuk pernapasan mikroba kompos. Jika wadah sudah penuh, kompos baru bisa dipanen jika sudah matang.
Pengomposan dimulai lagi dengan wadah lain, dengan aktivator sebagian kompos yang masih panas dari wadah pertama. Kompos setengah jadi ini bisa juga dikirim ke pengomposan komunal untuk diproses bersama-sama. Sebagian ditinggal dalam wadah untuk dijadikan aktivator. Warga akan mendapat hasil panen kompos, atau membelinya dengan harga khusus.
Pengomposan Komunal
Memerlukan bangunan tanpa dinding, atapnya bisa dari plastik terpal, daun kirai, plastik gelombang, genteng dan sebagainya tergantung dana yang tersedia. Lantainya bisa tanah, semen atau paving blok. Kita bisa menyebutnya sebagai “Rumah Kompos”.
Untuk wadah pengomposan sampah organik rumah tangga dapat dibuat bak atau kotak dari bambu, kayu, paving blok, bata dan sebagainya. Agar dapat menyimpan panas, kotak harus memiliki volume paling sedikit 500 L atau memiliki panjang 75 cm, lebar 75 cm dan tinggi 1 m. Salah satu sisinya harus bisa dibuka, untuk mengeluarkan adonan kompos jika seminggu sekali dibalik. Banyaknya kotak tergantung jumlah sampah yang akan dikelola.
Hal penting agar tempat pengomposan bersih dan tidak berbau busuk, sampah yang masuk hanya sampah orgaik saja. Warga harus memilah sampahnya di rumah masing-masing (mengikuti RUU Persampahan). Di depan rumah tidak perlu ada bak sampah, tetapi disediakan dua wadah sampah untuk sampah organik dan anorganik. Petugas pengangkut sampah mengambilnya dengan gerobak sampah yang diberi sekat. Sampah organiknya diturunkan di Rumah Kompos.
Selanjutnya oleh petugas dicacah (manual atau dengan mesin pencacah). Jika menggunakan mesin pencacah, agar sampah tidak mengeluarkan air dan untuk menambahkan unsur Karbon, dicampurkan terlebih dahulu serbuk gergaji. Jika pencacahan secara manual, serbuk gergaji dicampurkan sebelum masuk wadah kompos. Aktivator yang digunakan adalah adonan kompos yang masih aktif atau belum selesai berproses. Jika menggunakan mesin pencacah, aktivator ditambahkan sebelum masuk mesin.
Adonan kompos dari sampah organik rumah tangga jika diaduk setiap hari, akan matang dalam waktu kurang lebih 10-14 hari, namun harus distabilkan dahulu sampai suhu menjadi seperti suhu tanah, kira-kira makan waktu 2 minggu baru bisa dipanen. Jika akan dikemas diayak terlebih dahulu untuk memisahkan bagian yang kasar atau belum menjadi kompos.
Jika tanah yang tersedia cukup luas dan sampahnya cukup banyak, pengomposan dapat dilakukan dengan sistem open windrow yaitu dengan timbunan-timbunan yang memerlukan pembalikan. Kompos setengah jadi yang dikirim oleh warga dicampurkan ke adonan kompos yang sudah berusia kurang lebih 1 minggu, dan akan matang bersama-sama.

shinee - amigo

[Minho]Cold heart, baby!
Cold eyes, baby!
Let's go!

[Jonghyun]Mannatda banhaetda
Keunyeo-ege banhaetda
Cheoeum boneun sexy
(Keunyeodo nareul bwa)
[Key]Wa, chagapda, chagapda
Eoreumdongju osyeotda
Hajiman sexy
(Jamgganman gidaryeo girl)
[Taemin]Naega ga dalryeoga dojeoneun neul jeulgeopda
Hajiman sesangeun manmanhaji anhatda

[All]*A.mi.go!
Keunyeol boda naega michyeo
A.mi.go!
Iri sone an jabhyeo
A.mi.go!
Yonggi nae naneun pitch up!
Eoddeokhae eoddeokhae
A.mi.go!
Naneun jajonshimeul deonjyeo
A.mi.go!
Dugeundugeun gaseum teojyeo
A.mi.go!
Keunyeol gajin gibun chwigo
Jukgetda jukgesseo

[Onew]Wasseulkka bwasseulkka
Eojjeoda keunyeol hanbeon
Keureon jeok eopseo
Keuraetdamyeon imi nan slave
[Jonghyun]Neon wanbyeokhae wanbyeokhae
Nae insaengeui ggokjijeom
Nan neoreul weonhae
I'm ready~ forever!
[Onew]Dorabwa meomchweobwa
[Key]Naege gihwil jweoya dwae
[Jonghyun]Sokbin nam, heose nam
Bigyo mara, naneun wanso nam

[All]*A.mi.go!
Keunyeol boda naega michyeo
A.mi.go!
Iri sone an jabhyeo
A.mi.go!
Yonggi nae naneun pitch up!
Eoddeokhae eoddeokhae
A.mi.go!
Naneun jajonshimeul deonjyeo
A.mi.go!
Dugeundugeun gaseum teojyeo
A.mi.go!
Keunyeol gajin gibun chwigo
Jukgetda jukgesseo
[ Lyrics from: http://www.lyricsmode.com/lyrics/s/shinee/amigo.html ]
[Key]Hey, I don't know you
Keunyeol moreujiman keunyeoreul weonhae
Nareul bburichyeodo keudael jinjjaro weonhae
Namjadeureun modu jimseung neukdae gatdago
Eommadeureui gyeongheomdameun midji mallago
[Minho]Michin mimogajin neoneun sungbae bada maddang!
Yeongweonhi nae gyeoteseo sarangbada maddang!
Eoreumbari seorin nune himeul pureojweo
Ijen nal jikyeobwa matgyeobwa
Turn it up, girl~

[Taemin]Jikyeobwa, matgyeobwa sesang eopseodo nan jeoldae
Nae yeoja hanan ggeutggaji
[Jonghyun]Saranghaejul meotjin nam~

[All]*A.mi.go!
Keunyeol boda naega michyeo
A.mi.go!
Iri sone an jabhyeo
A.mi.go!
Yonggi nae naneun pitch up!
Eoddeokhae eoddeokhae
A.mi.go!
Naneun jajonshimeul deonjyeo
A.mi.go!
Dugeundugeun gaseum teojyeo
A.mi.go!
Keunyeol gajin gibun chwigo
Jukgetda jukgesseo

[All]*a.mi.go!
Keunyeol boda naega michyeo
A.mi.go!
Iri sone an jabhyeo
A.mi.go!
Yonggi nae naneun pitch up!
Eoddeokhae eoddeokhae
A.mi.go!
Naneun jajonshimeul deonjyeo
A.mi.go!
Dugeundugeun gaseum teojyeo
A.mi.go!
Keunyeol gajin gibun chwigo
Jukgetda jukgesseo

Cold heart, baby!
Eoreumdongju gateun nunbicheun malgo
Hanbeonjjeumeun useodo bwayo
Ogeum jeorigo eoreobuteo!
Cold eyes, baby!
Miso hanbeonjjeumman naege jweo bwayo
Keunal baro geum noyemodeu
Ogeum jeorigo eoreobuteo!
Cold heart, baby!
Yeah! alright
Cold eyes, baby!
I like that girl
Cold eyes, baby!

More lyrics: http://www.lyricsmode.com/lyrics/s/shinee/#share

Hazard Analysis Critical Control Point

HACCP adalah suatu alat (tools) yang digunakan untuk
menilai tingkat bahaya, menduga perkiraan risiko dan menetapkan
ukuran yang tepat dalam pengawasan, dengan menitikberatkan pada
pencegahan dan pengendalian proses dari pada pengujian produk
akhir yang biasanya dilakukan dalam cara pengawasan tradisional
(Suklan, 1998).
Hazard Analysis, adalah analisis bahaya atau kemungkinan
adanya risiko bahaya yang tidak dapat diterima. Bahaya disini adalah
segala macam aspek mata rantai produksi pangan yang tidak dapat
diterima karena merupakan penyebab masalah keamanan pangan.
Bahaya tersebut meliputi :
- keberadaan yang tidak dikehendaki dari pencemar biologis,
kimiawi, atau fisik pada bahan mentah.
- Pertumbuhan atau kelangsungan hidup mikroorganisme dan hasil
perubahan kimiawi yang tidak dikehendaki (misalnya nitrosamin)
pada produk antara atau jadi, atau pada lingkungan produksi.
- Kontaminasi atau kontaminasi ulang ( cross contamination) pada
produk antara atau jadi, atau pada lingkungan produksi.
Critical Control Point (CCP atau titik pengendalian kritis),
adalah langkah dimana pengendalian dapat diterapkan dan
diperlukan untuk mencegah atau menghilangkan bahaya atau
menguranginya sampai titik aman (Bryan, 1995). Titik pe ngendalian
kritis (CCP) dapat berupa bahan mentah, lokasi, praktek, prosedur
atau pengolahan dimana pengendalian dapat diterapkan untuk
mencegah atau mengurangi bahaya. Ada dua titik pengendalian kritis:
- Titik Pengendalian Kritis 1 (CCP-1), adalah sebagai titik dimana
bahaya dapat dihilangkan
- Titik Pengendalian Kritis 2 (CCP-2), adalah sebagai titik dimana
bahaya dikurangi.
Meskipun aplikasi HACCP pada umumnya dilakukan di dalam
industri pengolahan pangan, tetapi pada prinsipnya dapat dilakukan
mulai dari produksi bahan baku sampai pemasaran dan distribusi. Hal
ini disebabkan beberapa kontaminasi, misalnya logam berat,
pestisida, dan mikotoksin yang mungkin mencemari bahan baku pada
Sudarmaji, Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis 185
waktu produksi, sangat sulit dihilangkan dengan proses pengolahan.
Oleh karena itu pengawasan terhadap bahan -bahan berbahaya
tersebut harus dimulai dari saat produksi bahan baku. HACCP tidak
hanya diterapkan dalam industri pangan modern, tetapi juga
diterapkan dalam produksi makanan katering/jasa boga, makanan
untuk hotel dan restoran, bahkan dalam pembuatan makanan jajanan.Manfaat HACCP
Terdapat beberapa keuntungan pokok yang diperoleh
pemerintah dan instansi kesehatan serta konsumen dari penerapan
HACCP sebagai alat pengatur keamanan makanan:
1. HACCP adalah suatu pendekatan yang sistematis yang dapat
diterapkan pada semua aspek dari pengamanan makanan,
termasuk bahaya secara biologi, kimia, dan fisik pada setiap
tahapan dari rantai makanan mulai dari bahan baku sampai
penggunaan produk akhir.
2. HACCP dapat memberikan dasar nuansa statistik untuk
mendemonstrasikan kegiatan yang dapat atau mungkin
dilakukan untuk mencegah terjadi bahaya sebelum mencapai
konsumen.
3. Sistem HACCP memfokuskan kepada upaya timbulnya bahaya
dalam proses pengolahan makanan.
4. Penerapan HACCP melengkapi sistem pemeriksaan oleh
pemerintah sehingga pengawasan menjadi optimal.
5. Pendekatan HACCP memfokuskan pemeriksaan kepada tahap
kegiatan yang kritis dari proses produksi y ang langsung
berkaitan dengan konsumsi makanan.
6. Sistem HACCP meminimalkan risiko kesehatan yang berkaitan
dengan konsumsi makanan.
7. Dapat meningkatkan kepercayaan akan keamanan makanan
olahan dan karena itu mempromosikan perdagangan dan
stabilitas usaha makanan (Suklan, 1998).
KESIMPULAN DAN SARAN
HACCP adalah suatu pendekatan sistem dalam pengamanan
makanan. Dengan pendekatan HACCP ini, maka pengawasan
keamanan makanan baik yang dikelola oleh perusahaan makanan,
jasa boga, rumah makan, restoran, maupun yang dikelola sebagai
makanan jajanan dan makanan rumah tangga, dapat lebih terjaminmutunya, karena setiap tahapan proses pengolahan dikendalikan
risikonya dan bahaya yang mungkin timbul. Untuk menerapkan
HACCP diperlukan peningkatan mutu sumber daya manu sia sehingga
pendekatan sistem ini dapat mencapai sasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Bryan, Frank L. (1995). Analisis Bahaya dan Pengendalian itik Kritis .
(Diterjemahkan oleh Ditjen PPM dan PLP). Jakarta: Depkes
RI
ILSI-Eropa. (1996). Petunjuk Ringkas untuk Memah ami dan
Menerapkan Konsep Analisis Bahaya pada Titik Pengendalian
Kritis. Jakarta
Suklan, H. (1998). Pedoman Pelatihan System Hazard Analysis
Critical Control Point (HACCP) untuk Pengolahan Makanan.
Jakarta: Depkes RI
USDA. (1993). HACCP Principles for Food Production. USDA.